Caramenentukan pH suatu larutan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kertas lakmus univesal atau pH meter. Rentang pH dibagi menjadi 3, yaitu: pH 7 = pH bersifat asam (asam kuat dan lemah) pH = 7 = pH bersifat netral (garam bersifat kuat dari asam kuat dan basa kuat)09.05.2016
Caramenentukan asam dan basa. Suatu asam atau basa yang merupakan suatu elektrolit kuat disebut asam atau basa kuat. Cara menemukan pasangan asam basa konjugasi. Nah, untuk mengidentifikasi sifat suatu larutan apakah larutan itu bersifat asam, basa atau netral dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain yaitu dengan menggunakan
Carapenentuan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau indikator alami, seperti bunga kembang sepatu, kubis ungu, dan kulit manggis. Kertas lakmus adalah suatu kertas khusus digunakan untuk mengidentifikasi larutan dengan memberikan perubahan warna pada kertas lakmus tersebut.Kertas
Fast Money. Secara umum suatu larutan dapat bersifat asam, basa, dan netral atau garam. Sifat keasaman larutan tersebut, apakah dia bersifat asam atau basa dapat diketahui dengan menggunakan indikator asam-basa. Berdasarkan rentang nilai pH derajat keasaman, asam berarti larutan yang memiliki nilai pH dibawah 7, sedangkan basa memiliki pH di atas 7, dan larutan dikatakan bersifat netral jika larutan tersebut memiliki nilai pH 7. Sifat-sifat Larutan Asam Larutan asam mempunyai sifat-sifat seperti berikut Berasa masam. Rasa asam hanya dapat diketahui melalui uji organoleptik dicicipi. Jadi, uji ini hanya berlaku pada makanan yang memiliki sifat asam lemah. Ingat, uji ini tidakboleh diterapkan pada bahan-bahan kimia di laboratorium. Sifat ini dapat merusak berbagai benda logam dan nonlogam. Sifat asam apabila mengenai jaringan tubuh mengakibatkan kerusakan. Sifat korosif hanya dimiliki oleh asam dalam bentuk larutannya. Hal ini disebabkan oleh adanya ion hidrogen H+. Semakin kuat jenis asamnya, semakin mudah terurai membentuk ion hidrogen H+ sehingga semakin bersifat korosif. Dapat terurai dalam air menjadi ion positif hidrogen dan ion negatif sisa asam. Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah Bereaksi dengan logam. Reaksi antara asam dengan logam menghasilkan . garam dan gas H2. Bereaksi dengan karbonat. Reaksi antara asam dengan karbonat menghasilkan garam, air, dan gas C02. Bereaksi dengan basa. Reaksi antara asam dengan basa menghasilkan garam dan air. Sifat-sifat Larutan Basa Larutan basa mempunyai sifat-sifat seperti berikut Berasa pahit. Rasa pahit pada basa seperti rasa pahit pada sabun. Sabun dibuat dari basa kuat NaOH dengan minyak. Jika mengenai kulit akan terasa licin. Kulit dapat larut dalam basa kuat. Hal ini dapat terjadi ketika tangan direndam dalam air sabun atau detergen. Setelah direndam kulit tangan akan berkerutdan licin. Bersifat kaustik. Senyawa basa dapat merusak kulit atau bersifat kaustik. Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru Dapat terionisasi dalam air menjadi ion positif logam dan ion negatif hidroksil Bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air Bereaksi dengan garam menghasilkan garam dan basa Identifikasi Asam-Basa Senyawa-senyawa asam-basa dapat diidentifikasi secara aman menggunakan indikator. Indikator merupakan zat warna yang warnanya berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang biasa digunakan antara lain kertas lakmus, indikator alami, larutan indikator buatan, dan indikator dalam bentuk alat. Jenis Indikator Asam dan Basa 1. Kertas Lakmus Cara yang paling sederhana untuk mengidentifikasi sifat asam, basa dan netral adalah dengan menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus adalah kertas indikator yang dapat berubah warna ketika di basahi dengan atau dicelupkan pada larutan asam atau basa. Kertas lakmus terdiri dari 2 dua jenis, yakni lakmus biru dan lakmus merah. Lakmus biru adalah kertas lakmus yang apabila dicelupkan kedalam larutan asam akan berubah warna menjadi merah sedangkan dalam larutan basa dan netral tetap berwarna biru. Lakmus merah adalah kertas lakmus yang apabila dimasukkan kedalam larutan basa akan berubah warna menjadi biru sedangkan apabila dalam larutan asam dan netral tetap berwarna merah. Contoh kasus Suatu larutan diteteskan pada lakmus merah dan biru, larutan tersebut merubah warna lakmus merah menjadi biru dan pada lakmus biru tetap biru tidak mengalami perubahan warna, jadi dapat disimpulkan bahwa sifat larutan tersebut bersifat basa. Untuk mempermudah dalam penggunaan kertas lakmus untuk mengidentifikasi sifat asam, basa dan netral, dirangkumkan sebagai berikut Larutan bersifat asam jika lakmus merah tetap berwarna merah dan lakmus biru berubah warna menjadi merah semua kertas lakmus berwarna merah Larutan bersifat basa jika lakmus merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru semua kertas lakmus berwarna biru Larutan netral adalah ketika kertas lakmus merah tetap merah dan biru tetap biru tidak ada perubahan warna lakmus 2. pH Universal Kertas pH universal adalah salah satu jenis indikator asam basa yang berbentuk kertas seperti lakmus. Suatu kertas pH Universal memiliki beberapa warna. Warna pada kertas pH Universal menunjukkan skala nilai pH yang dimulai dari pH 1 sampai pH 14. Oleh karenanya kertas pH Universal tidak hanya berfungsi untuk mengetahui sifat asam-basa, tapi juga dapat untuk mengetahui dan mengukur nilai pH suatu larutan. Cara kerja indikator universal adalah dengan mengalami perubahan warna menjadi warna tertentu yang menunjukkan nilai pH larutan yang diuji. Cara menggunakan pH universal sama dengan cara penggunaan kertas lakmus, yaitu dengan cara dicelupkan ke dalam larutan yang ingin diuji atau diukur nilai keasaman/kebasaannya. Setelah dicelupkan pada larutan, kertas pH universal akan mengalami perubahan warna. Selanjutnya bandingkan perubahan warna yang terjadi dengan skala warna pH universal biasanya warna standar pembanding ini disediakan di wadah kertas ph universal. Pilih warna yang paling sesuai dengan warna pembanding, maka akan diketahui nilai ph dari larutan yang kita uji tersebut. 3. Larutan Indikator Sintetis Larutan indikator adalah suatu zat yang memiliki warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa, ataupun netral. Karena memiliki warna yang berbeda dalam masing-masing larutan, indikator dapat digunakan untuk membedakan sifat-sifat larutan, apakah itu asam, basa, atau netral. Ada banyak macam jenis larutan indikator buatan, namun yang sering dijumpai dan biasa digunakan di laboratorium adalah larutan indikator fenolftalin pp, metil merah dan metil jingga. Contoh larutan indikator asam basa sintetis Fenolftalein tidak berwarna dalam larutan asam dan netral, berwarna merah dalam kondisi basa. Metil merah red berwarna kuning dalam larutan basa dan netral, berwarna merah dalam kondisi asam. Metil jingga orange berwarna kuning dalam larutan basa dan netral, berwarna merah dalam kondisi asam. 4. Indikator Alami Indikator alami adalah indikator yang berasal dari ekstrak bahan alami, biasanya bersumber dari tumbuhan-tumbuhan yang berwarna. Contoh indikator alami adalah daun mahkota bunga bunga sepatu, bogenvil, mawar, kunyit, kulit manggis dan sebagainya. Penggunaan indikator alami ini dapat dilakukan dengan mengekstrak bahan kemudian ditambakan dengan air lalu digunakan sebagai indikator. Contoh indikator kulit manggis Jika dihaluskan kemudian ditambah air yang bersifat netral akan berwarna ungu. Indikator kulit manggis tersebut jika diteteskan pada larutan yang bersifat asam akan terjadi perubahan warna dari ungu menjadi coklat kemerahan, sedangkan Jika diteteskan pada larutan yang berkondisi basa akan terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru kehitaman. 5. pH Meter Instrumen pH meter merupakan alat yang dapat mengukur derajat keasamaan atau kebasaan suatu larutan. Identifikasi asam basa dengan pH meter dapat dilakukan dengan membaca nilai pH larutan menggunakan alat. Nilai pH yang terbaca akan menunjukkan larutan tersebut bersifat asam atau basa. Jika nilai pH yang terbaca dibawah 7, artinya larutan tersebut bersifat asam. Sebaliknya, jika nilai pH yang terbaca oleh alat di atas 7, artinya larutan bersifat basa. Sedangkan jika nilainya 7, artinya larutan tersebut bersifat netral.
IDENTIFIKASI LARUTAN ASAM & BASA MODUL 10 Tujuan Mengidentifikasi zat atau larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa. Dasar Teori Menurut Arhenius suatu zat asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghabiskan ion H+. Sedangkan suatu zat basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH¬-. Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah zat donor proton pemberi ion H+. Sedangkan basa adalah zat akseptor penerima ion H+ secara kualitatif, zat asam rasanya masam sedangkan zat basa rasanya pahit. Demikian pula masing-masing zat dapat memberikan gejala perubahan warna, jika diberi indikatorZat Pemeriksa. Dalam mana terjadinya reaksi antara zat asam atau zat basa dengan indikator uyang menghasilkan warna-warna spesifik. Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton ion H+ kepada zat lain yang disebut basa, atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat. Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen H+ yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida OH- dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida OH- terbentuk karena senyawa hidroksida OH mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut kaustik, rasanya pahit, licin seperti sabun, nilai pH lebih dari air suling, mengubah warna lakmus merah menjadi biru, dapat menghantarkan arus listrik.; sedangkan asam memiliki sifat, diantaranya adalah masam ketika dilarutkan dalam air; asam terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit teruma bila asamnya asam pekat; asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam; asam walaupun tidak selalu ionik, merupakan cairan elektrolit. Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain. Bagaimana cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat? Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam-basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator asa-basa ini bisa berupa indikator buatan dan indikator alami. Berikut ini penjelasannya A. Indikator Buatan Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein ekstrak lichenes yang berwarna biru di dalam kertas lakmus. Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lakmus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion OH-. Lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk. Selain kertas lakmus, identifikasi larutan di laboratorium dapat menggunakan empat jenis larutan indikator lain, yaitu larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Larutan indikator ini tidak seperti indikator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada larutan indikator jika dimasukkan ke dalam larutan asam dan basa, agak sulit diingat. Sebagai contoh Larutan fenolftalein. Pada lingkungan asam, larutan fenolftalein tidak berwarna, di lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di lingkungan netral tidak berwarna. Berarti, untuk membedakan apakah suatu larutan bersifat asam atau netral, tidak cukup hanya dengan menggunakan larutan fenolftalein. Larutan metil merah dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning. Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil merah. Jika ada kemungkinan, perubahan warna apa yang terjadi pada setiap indikator tersebut adalah Fenolftalein → Asam tidak berwarna; Basa merah; Netral tidak berwarna Metil merah → Asam merah; Basa kuning; Netral kuning Metil jingga → Asam merah; Basa kuning; Netral Kuning Bromtimol biru → Asam Kuning; Basa Biru; Netral Biru agak kuning B. Indikator Alam Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam-basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau. Menentukan pH Suatu Larutan Derajat keasaman pH suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan indikator, dan pH meter. Indikator Universal. Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan. Indikator Kertas Indikator Stick. Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia. Larutan Indikator. Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga Metil Orange = MO. Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning. Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin Phenolphtalein = pp. pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10. pH Meter. Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan. Alat & Bahan Alat Pipet Tetes 5 buah, tabung reaksi 5 buah, pH meter, lumpang atau mortal, kertas saring, kaca bening, gelas kimia, kertas lakmus merah dan biru, kertas pH universal. Bahan Indikator pp, larutan asam klorida HCl M, larutan asam asetat CH3COOH M, larutan alcohol C2H5OH 10 %, larutan NaOH M, larutan H2SO4 M, larutan KOH M, mahkota bunga bogenvile, mahkota bunga kembang sepatu, air suling, NaOH, Ammonium hidroksida, Air sabun, Natrium Karbonat, Air kapur, Air jeruk, Alumunium Sulfat, Tembaga II Sulfat, Air sirih, Ammonium Klorida, Air kunyit,dll. Prosedur Kerja Hancurkan beberapa lembar mahkota bunga bogenvile dalam lumpang mortal dan mahkota bunga kembang Sepatu pada mortar lain sambil dicampurkan dengan sedikit alcohol 10% untuk tiap-tiapnya. Setelah hancur tambah lagi 10 mL larutan alcohol 10%. Aduk campuran, saring dan amati warna ekstrak. Diamkan ekstrak ini untuk dipakai pada percobaan selanjutnya. Ke dalam 5 buah tabung reaksi masukkan masing-masing 5 tetes larutan HCl, CH3COOH, H2SO4, NaOH, dan KOH, kemudian teteskan masing-masing 1 tetes ekstrak bougenville ke dalam 5 larutan uji. Amati dan catat perubahan yang terjadi. Buang larutan dari tabung reaksi, bilas dengan aquadest dan keringkan dengan kertas tissue. Masukkan kembali larutan-larutan uji ke tabung reaksi, kemudian teteskan masing 1 tetes ekstrak bunga kembang Sepatu. Amati dan catat perubahan yang terjadi. Buang larutan dari tabung reaksi, bilas dengan aquadest dan keringkan dengan kertas tissue. Masukkan kembali larutan-larutan uji ke tabung reaksi, kemudian teteskan 1 tetes larutan pp ke dalam setiap larutan uji tersebut dan amati perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan. Buang larutan dari tabung reaksi, bilas dengan aquadest dan keringkan dengan kertas tissue. Masukkan kembali larutan-larutan uji ke tabung reaksi, kemudian celupkan sepotong kertas lakmus merah ke dalam setiap larutan uji tiap larutan uji diberi kertas lakmus yang baru, amati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus dan catat hasil pengamatan anda. Dengan tetap memakai larutan pada nomor 5, celupkan sepotong kertas lakmus biru ke dalam setiap larutan uji tiap larutan uji diberi kertas lakmus yang baru, amati perubahan yang terjadi pada kertas lakmus dan catat hasil pengamatan anda. Dengan tetap memakai larutan yang sama, celupkan kertas pH universal ke dalam setiap larutan uji tiap larutan uji diberi kertas lakmus yang baru, amati perubahan warna pada kertas lakmus, kemudian bandingkan warna tersebut dengan warna yang terdapat indikator kertas pH universal, kemudian catat besarnya pH larutan tersebut. Uji ke-5 larutan tersebut dengan menggunakan pH meter Catatan untuk menguji larutan berikutnya maka pH meter harus dibilas dengan aquadest. Amati dan catat besarnya pH larutan yang diperoleh. Pertanyaan Berdasarkan hasil pengamatan anda, kelompokan larutan-larutan uji tersebut menjadi larutan asam dan basa. Indikator-Indikator apa sajakah yang digunakan untuk mengidentifikasi atau membedakan larutan asam dan basa. Jelaskan jawaban anda. Unduh Lembar Kerja Praktikum
Cara yang paling sederhana untuk menentukan bahwa suatu larutan bersifat asan, basa atau netral adalah menggnakan kertas lakmus merah dan lakmus biru. Adapaun hasil pengujian larutan dengan kertas lakmus mrah dan lakmus biru sebagai berikut larutan bersifat asam lakmus merah tetap merah, lakmus biru berubah jadi merah. larutan bersifat basa lakmus merah berubah jadi biru, lakmus biru tetap biru. larutan netral lakmus merah tetap merah, lakmus biru tetap biru. Jadi cara yang paling sederhana untuk menentukan bahwa suatu larutan bersifat asan, basa atau netral adalah menggnakan kertas lakmus merah dan lakmus biru.
bagaimana cara mengetahui suatu larutan bersifat asam basa atau netral